4
Pelaku Bisnis di Indonesia:
Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang
dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk
menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan
pemerintah yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah
tangga keluarga dan perusahaan, pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang
melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi
Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku ekonomi
maksudnya adalah masyarakat luar negeri. Masyarakat luar negeri juga termasuk
pelaku ekonomi yang penting bagi perekonomian, karena berhubungan dengan
transaksi luar negeri.
Transaksi luar negeri tidak hanya
berupa transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman modal
asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.
Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.
Kegiatan usaha koperasi merupakan
penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945
Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional
dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
5
Masalah Bisnis di Indonesia :
1. Dangkalnya sumber daya manusia
Seperti negara tetangga lainnya di
Asia Tenggara lainnya, Indonesia masih kekurangan tenaga profesional handal.
Berdasarkan International Labour
Organization (ILO), Indonesia semakin kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja seiring dengan cepatnya laju globalisasi, perkembangan
teknologi mutakhir, dan pola kerja dinamis. ILO juga mengklaim masalah tersebut
diperparah dengan adanya emigrasi tenaga profesional, tenaga kerja yang semakin
menua, dan kurangnya fasilitas untuk penyediaan pelatihan.
2. Rumitnya birokrasi
AFP mengungkapkan Indonesia
merupakan salah
satu negara terburuk bagi startup untuk urusan birokrasi. Situs Startups.co.uk mengartikan birokrasi
sebagai kode etik, hukum dan peraturan yang dibuat saat memulai bisnis
baru. The Organisation for Economic
Co-operation and Development (OECD) mengatakan rata-rata
dibutuhkan lima hari dan lima prosedur untuk membangun entitas korporasi di
negara seperti AS. Sedangkan di Indonesia membutuhkan sembilan prosedur dan 47
hari. Survey yang dilaksanakan oleh Political and Economic Risk
Consultancy (PERC) memberi peringkat pada 12 negara utama dari
skala 1 hingga 10, dengan 10 sebagai nilai terburuk dalam kesulitan prosedural
yang dialami investor asing. Indonesia berada di posisi terendah kedua dengan
nilai 8,59, di atas India di posisi terakhir dengan 9,41. Indonesia dikalahkan
negara berkembang lainnya seperti Filipina (8,37), Vietnam (8,13), dan Thailand
(5,53).
3. Target konsumen yang sulit diraih
Indonesia, negara dengan penduduk
terbesar keempat di dunia, merupakan posisi kelima dari pasar e-commerce di
Asia berdasarkan penjualan. Pengguna internet di negara ini tumbuh menjadi 74,6
juta di tahun lalu dan seharusnya dapat tumbuh dua kali lipat menjadi 125 juta
di tahun 2017. Namun jangan cepat tergiur untuk berinvestasi. Coba cermati hal
ini terlebih dahulu:
Perusahaan riset pasar lokal Markplus Insight mengatakan
bahwa kurang dari separuh pengguna internet di Indonesia menghabiskan tiga jam
atau lebih untuk online dalam sehari, dengan kata lain cukup untuk menempatkan
mereka dalam kategori ‘netizen’ yang tidak resmi (netizen adalah sebutan bagi
mereka yang sangat gemar online dan membentuk kelompok online shopper).
Terlebih, jumlah pengguna internet rumahan sangat rendah karena jaringan
internet kabel untuk rumah cukup lambat dan cenderung mahal di tanah air. Hal
ini bisa menjadi salah satu faktor terbatasnya pembelian online di masyarakat,
berhubung kebanyakan orang masih
mengakses internet dari kantor dibanding dari rumah.
4. Logistik untuk e-commerce tidak dapat
diandalkan
Hambatan lebih lanjut dalam ranah
ecommerce di Indonesia, MarkPlus
Insight menambahkan, ialah konsumen mengalami kesulitan membayar barang
pesanan dan mendapatkan jasa pengiriman. Buruknya infrastruktur di Indonesia
menjadi salah satu alasan e-commerce disini memiliki potensi besar, karena
banyak warga perkotaan tetap dapat berbelanja di area yang terkena macet. Namun
jalanan yang buruk dan alamat tidak lengkap juga menjadi tantangan untuk proses
pengiriman barang. Pembayaran turut menjadi masalah lainnya. Banyak pelaku
retail online membutuhkan transfer melalui ATM sebelum barang dapat diantarkan.
Persoalan ini membuat belanja online hanya “sedikit” lebih nyaman dibandingkan
membeli di toko secara tradisional.
5. Konsumen yang ikut-ikutan
Investor yang ingin membawa inovasi
paling mutakhir dari Silicon Valley ke Jakarta mungkin butuh untuk berpikir
ulang. Studi menunjukkan konsumen di Indonesia lebih tertarik pada produk dan
jasa yang sudah memiliki nama besar di pasar. Hal ini juga menempatkan banyak
konsumen Indonesia dikategorikan sebagai ”late adopters”, yang berarti
belum yakin terhadap merk baru dan belum terkenal.
Firma konsultasi manajemen
global McKinsey
& Company mengungkapkan, “Warga perkotaan Indonesia di kelas yang
konsumtif naik sebanyak lima juta orang setiap tahunnya, dan akan mencapai 86
juta di 2020. Golongan ini berorientasi pada keluarga, tidak suka resiko, dan
setia terhadap merk, khususnya merk-merk lokal (walau yang dimaksud “lokal” itu
hanya berdasarkan persepsi saja).”
Manfaat
mempelajari Pengantar Bisnis adalah sebagai berikut:
a.) Kita dapat bekerja secara
efektif, bekerja secara efektif yang di maksud adalah bekerja dengan cara yang
benar, sehingga tidak menimbulkan masalah atau dampak negatif. Bekerja secara
efisien, bekerja secara efisien agar mendapatkan hasil yang maksimal dengan
biaya rendah atau tertentu di dunia bisnis.
b.) Dapat melatih kemampuan kita
untuk melihat, menganalisis, menyelesaikan masalah, mengambil keputuan bisnis
yang benar tentang berbagai aktifitas dan objek bisnis.
c.) Dapat menyesuaikan usaha kita
dengan dunia bisnis yang selalu berubah-ubah karena pengaruh globalisai
perdagangan global serta perubahan di bidang teknologi informasi dan komunikasi
.
d.) Serta kita dapat meraih sukses
di dunia usaha.
0 komentar:
Posting Komentar